Apa itu Subnetting dan cara menghitungnya


Apa itu Subnetting?

Subnetting adalah membagi jaringan (network) menjadi jaringan yang lebih kecil (subnetwork, disingkat subnet). Salah satu nilai dasar yang perlu diperhatikan dalam mebuat jaringan yang baik adalah optimal. Penggunaan IP adalah salah satu aspek yang perlu dioptimalkan, salah satu caranya adalah memakai ip sesuai kebutuhan dan membagi jaringan dalam kelompok-kelompok jaringan yang lebih kecil.


Untuk jaringan yang besar, kamu perlu menghitung subnetting untuk mengalokasikan IP.

Subnetting merupakan tehnik membagi jaringan (network) menjadi beberapa sub jaringan (sub network) dengan jumlah anggota/host yang lebih kecil.

Karena dibagi ke dalam sub jaringan maka jumlah anggota (host)/range IP address menjadi lebih sedikit.

Tehnik subnetting bisa dilakukan pada IP kelas A,B dan C.

Subbnetting diperlukan saat kamu mempunyai banyak perangkat komputer di jaringan agar pengelolaan dan pengamanan jaringan komputer lebih mudah dan efisien.


Penerapan subnetting kurang-lebih seperti ini. 

Misalnya kita punya jaringan sekolah yang butuh ratusan komputer. Jika ratusan komputer tersebut terhubung dengan jaringan yang sama. Selain memberatkan traffic, manajemennya pun akan tercampur aduk.

Oleh karena itu kita perlu membaginya ke jaringan-jaringan yang berbeda berdasarkan ruangan atau sesuai tugasnya. Contohnya kita bagi jaringan sekolah tersebut menjadi beberapa jaringan misalnya : Guru, Tata Usaha, Perpusatakaan, Ruang Kelas.

Jika diilustrasikan dalam kehidupan nyata, subnetting seperti membuat gang-gang kecil sehingga memudahkan dalam pengiriman data ke tujuan.

Ada beberapa keuntungan membagi jaringan ke dalam subnet. Yang pertama, memudahkan manajemen. Dengan membagi jaringan kita bisa menerapkan aturan yang berbeda setiap subnetnya (sub-jaringan). Misalnya di Subnet Ruang Kelas tidak diberikan akses internet, hanya akses ke jaringan lokal saja. Sementara di perpustakaan diperbolehkan akses internet hanya saja dibatasi beberapa situs aja, dst.

Yang kedua meringankan traffic. Contoh kasusnya saat ada broadcast, jika jaringan tidak dibagi-bagi maka broadcast akan dikirim ke ratusan komputer. Sedangkan jika sudah dibagi-bagi ke dalam subnet, broadcastnya hanya dikirimkan ke beberapa atau puluhan komputer saja.

 

Menghitung Subnetting metode CIDR

Disini kita akan belajar mencari Netmask, Network ID, Broadcast ID, dari sebuah IP mengunakan metode CIDR.

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metode alokasi IP Address tanpa dipengaruhi class ip. Jadi dengan CIDR, kita bisa menggunakan netmask di luar class IP tersebut. Misal IP Class A bisa menggunakan netmask IP class A, B, dan C. IP Class B bisa menggunakan netmask IP Class B dan C. Sedangkan IP Class C hanya bisa mengunakan netmask IP Class C.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2 Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya?

Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Oke, sekarang mari langsung latihan saja. 
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)

Penghitungan: 
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  • Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet
  • Jumlah Host per Subnet (Jumlah IP yg bisa di pakai per subnet) = 2^y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 – 2 = 62 host
  • Blok Subnet (interval/range) = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  • Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Network192.168.1.0192.168.1.64192.168.1.128192.168.1.192
Host Pertama192.168.1.1192.168.1.65192.168.1.129192.168.1.193
Host Terakhir192.168.1.62192.168.1.126192.168.1.190192.168.1.254
Broadcast192.168.1.63192.168.1.127192.168.1.191192.168.1.255



Sumber: 

http://smkn1-ketapang.sch.id/index.php?id=artikel&kode=40

https://www.tembolok.id/menghitung-subnetting/

https://blog.webiptek.com/2019/08/konsep-dasar-dan-cara-menghitung-subnetting-metode-cidr.html

No comments:

Post a Comment